Mesra di Depan Umum

Jumat, 27 November 2021

Era media sosial seperti saat ini, membawa sebagian besar penggunanya untuk ajang “pamer” foto, mengirimkan kabar terbaru tentang kesibukan masing-masing, dan segala tayangan yang dinilai menarik. Bicara soal berbagi foto terutama kemesraan bersama pasangan di media sosial, ada yang menganggap itu sah-sah saja atau verboden? Kuy simak pemaparan dari narasumber tetap kami, Anna Farida.

Salam sehati, Bapak Ibu.
Ini kulwap ke 282, kita akan membahas tema pernikahan, memamerkan kemesraan di muka umum.

Tema ini berulang datang ke meja Mahmud Admin Kesayangan.
Sebelum menulis tema ini, saya merasa perlu membuat eksperimen kecil.

Jadi medsos saya itu relatif sepi pengunjung. Kabarnya salah satu penyebabnya adalah kurangnya interaksi saya di medos dengan pengguna lain—saya hanya post ketika pingin promo dan pingin eksis, kemudian saya tinggalkan.
Nah, ketika saya post buku atau tema serius lain, interaksi yang terjadi sedikit saja. Memang aslinya isi medsos saya itu gitu-gitu saja tidak ada yang serius.
Lain halnya ketika saya post konten saya dan suami, interaksinya relatif melonjak—walau ya tetap di bahwa angka 100—kian jauh lah mimpi saya jadi seleb medsos haha.

Saya jadi berpikir, apakah berita tentang kemesraan saya perbanyak saja biar selalu ramai?
Waduh mana sanggup saya.

Bagi beberapa teman, mengabarkan kemesraan di ruang publik/medsos itu hal yang lumrah, ada pula yang berpendapat tidak layak. Kemesraan pasutri kan seharusnya berada di ruang privat, tidak untuk disiarkan ke seluruh dunia. Ada teman yang lihat pasutri bergandengan tangan saat menjemput anak di sekolah saja heboh luar biasa.

Saya berada di tengah-tengah.
Biasaaa, kan saya cari aman.

Sebenarnya apa manfaat memperlihatkan kemesraan di ruang publik?

  • Menginspirasi diri sendiri dan orang lain. Saat relasi dengan pasangan dengan mendung, kenangan atas kemesraan itu bisa menjadi sumber energi.
    Teman lain yang sedang membangun kemesraan pun jadi terinspirasi.
  • Memberikan rasa nyaman bahkan aman kepada pasangan dan anak-anak. Kadang ada kondisi yang membuat kita ingin mendengar pasangan atau anak-anak atau orang tua meneriakkan cinta. Memperlihatkan kemesraan di ruang publik adalah salah satu bentuk teriakan itu.
  • Menjadi salah satu tonggak capaian atau milestone perjalanan pernikahan. Ada teman yang senang menyimpan foto ulang tahun perkawinan dan menjadikannya bahan refleksi—kadang bikin bahagia kadang bikin sebal ehehe.
    Saking sibuk dengan urusan anak-anak, kadang pasutri tidak perhatian dengan relasi pernikahan. Nah, foto-foto yang disimpannya itu membuatnya “mindfull” pada perjalanan yang mereka lalui dengan pasangan masing-masing.
  • Last but not least, manfaat memperlihatkan kemesraan di ruang publik ya bikin gembira saja. Apa salahnya gembira, to.

Lantas, bagaimana jika kita tidak senang melihat teman lain pamer kemesraan?
Unfollow saja, blokir jika perlu.
Bebas merdeka 😀

Ayo kita diskusi.

Kulwap ini disponsori oleh buku “Parenting with Heart” dan “Marriage with Heart” karya Elia Daryati dan Anna Farida.
Sudah punya bukunya?
Sudah share ebook “Bincang Pengasuhan” dan “Bincang Pernikahan?
https://books.google.co.id/books/about/Bincang_Pengasuhan.html?id=lQBvDwAAQBAJ&redir_esc=y
https://books.google.co.id/books/about/Bincang_Pernikahan.html?id=jQBvDwAAQBAJ&redir_esc=y

Salam takzim,

Anna Farida
Everything seems impossible until it’s done (Nelson Mandela)

Leave a comment