Curhat

Image result for curhat
annafusic.blogspot.com

Kuliah Via WhatsApp (kulwap) Keluarga Sehati minggu ke pertama di Februari ini bertema curhat. Suka curhat, dong? Siapa aja sih teman curhatmu? Sudah bilang terima kasih ke mereka untuk kesediaannya meluangkan waktu menerima uneg-uneg darimu? Berulangkali dengan masalah yang sama, malah? Doakan semoga kebaikan selalu melimpahi teman curhatmu 🙂

 

Yuk simak pemaparan dari narasumber kita Anna Farida.

Salam Sehati, Bapak dan Ibu,

Wow, materi ke-22. Itu angka abadi usia saya.

Dari beberapa diskusi seru di ruang kulwap kita, ada tema menarik yang bisa kita bahas bareng. Saya post lebih awal karena siang saya ada acara. Sip?

Mari kita “CURHAT”.

Kadang kita (aku aja kali) merasa kepala penuh, hati overload, badan pegal ahaha malang banget, ya? Ada saatnya kita perlu teman yang mungkin tidak akan bikin masalah selesai. Misalnya masalah saya adalah setrikaan tiga keranjang. Mau menyelesaikan  masalah saya? Atau, problem saya adalah pingin keliling dunia—siapa yang mau membereskannya untuk saya 😀

Ada kalanya kita (yah, kita lagi, nyari teman melulu) perlu teman untuk sekadar berbagi cerita. Bahasa gaulnya adalah curhat. Jelas, tujuannya bukan selalu cari penyelesaian. Yang penting cerita, hati lega. Boleh, kok, asal patuh pada ketentuan berikut ini:

🍀 1.       Biasakan tidak curhat kepada lawan jenis – kita sudah bahas di kulwap tentang TTM.

🍀 2.       Berceritalah saja. Teman curhat Anda sudah cukup berjasa menyediakan waktu dan telinga. Itu sudah menyita waktu dan energinya. Jadi, jangan bebani dia dengan minta nasihat apalagi minta dia menyelesaikan masalah Anda. Apalagi jika masalah Anda adalah setrika dan ingin keliling dunia #bahasterus.

🍀 3.       Mintalah pertimbangan atau masukan darinya hanya jika dia Anda yakin dia layak dimintai pertimbangan. Asal tanya dan asal minta pertimbangan pada sembarang orang sih cari perkara namanya.

🍀 4.       Jika teman curhat Anda memberi masukan, terima dengan baik, ucapkan terima kasih. Pilah dan pilih bagian mana yang sesuai dengan Anda. Jangan ditelan mentah-mentah, sebaiknya dikukus dulu hingga matang. Kan hanya Anda yang tahu kondisi yang sesungguhnya.

🍀 5.       Anda mungkin merasa lega karena sudah bercerita, tapi pikiran juga akibatnya. Ada kemungkinan cerita itu akan tersampaikan secara sengaja atau tidak kepada orang lain—jadi relakan saja. Kalau memang harus tersebar, so be it. Itu risiko Anda. Artinya, curhat juga jangan dibikin tanpa filter, ya.

Bagaimana jika Anda jadi teman curhat? Apa yang harus Anda lakukan?

🍃 1.       Dengarkan, simak. Dia memilih Anda sebagai teman curhat, bahkan memercayakan rahasianya, berarti dia menganggap Anda layak—atau … atau … Anda dianggap punya waktu luang eheheh #justkidding

🍃 2.       Jangan sembarangan kasih nasihat. Belum tentu Anda tahu yang sebenarnya terjadi. Tugas utama Anda adalah menemaninya melepaskan ganjalan. Apalagi menawarkan diri untuk membereskan masalah setrikanya itu 😀

🍃 3.       Jangan bikin masalah kian runyam. Ketika dia sedang ribut sama pasangan, misalnya, jangan jadi provokator. Jika masalahnya berat, arahkan dia untuk mendapatkan masukan profesional, misalnya ke psikolog atau konselor.

🍃 4.       Katakan, “Kalau ada masalah, paling tidak kamu bisa kontak aku dan kita ngerumpi. Kadang masalahnya tidak selesai, tapi membahas hal lain yang positif dengan Anda akan memberinya rehat sekaligus energi baru.

🍃 5.       Eh, tapi sebagai teman curhatnya jangan jadi baper juga. Doakan dia, sebut namanya secara personal dalam permohonan Anda, doakan agar masalahnya terurai dengan baik. Ini akan mendatangkan ketenangan lho, bagi Anda. Apalagi jika Anda pun mendoakan saya #apaseh?

🍃 6.       Bantu dia sebisanya dengan memberikan masukan berupa bahan bacaaan, website yang bisa dia baca, atau orang yang bisa dia temui. Jangan pula Anda mencelanya dengan berkata, “Kamu kan sudah dewasa, selesaikan sendiri dong. Pernikahan ini kan pilihanmu. Tanggung jawab, dong, saat ada masalah.” – Ih pingin nonjok! Diajak berbagi keluh kesah malah ceramah.

Demikian materi hari ini, semoga kelas kulwap Keluarga Sehati yang sederhana ini pun diam-diam menjadi teman curhat yang produktif positif bagi anggotanya. Amin.

Kapan kopdar? Eheheh
😊

Salam takzim,
Anna Farida

www.annafarida.com

It always seems impossible until it’s done
(Nelson Mandela)

* Kuliah Via WhatsApp (kulwap) Keluarga Sehati ini disponsori oleh Buku Parenting With Heart dan Marriage With Heart, karya Anna Farida dan Elia Daryati.
 Baca juga diskusi peserta kulwap di sini, ya!

2 thoughts on “Curhat

    1. yups! curhat di medsos seperti menceritakan masalah pribadi via toa mushola. hehehe … kalau sudah pakai mengumpat, ajaran Islam kan nggak boleh. Negara kita juga sudah punya UU yang mengatur. tambah runyam nanti dunia akhirat.

      Like

Leave a comment